Pertandingan Leg Kedua antara Persija Jakarta vs Persib Bandung yang dilaksanakan di stadion Manahan Solo pada hari Jum'at tanggal 3 November 2017 dalam gelaran Liga 1 Gojek Traveloka menyisakan
warna-warni cerita. Mulai dari gol persib yang tidak diakui masuk oleh wasit padahal jelas - jelas dalam tayangan ulang di televisi bola sudah menyentuh jaring dalam bagian atas gawang persija, kemudian keputusan pinalti karena dianggap pemain belakang persib melanggar salah satu pemain depan Persija padahal dalam tayangan televisi serta komentar dari komentatorpun menyatakan bahwa itu 50:50 karena pores yang terjadi terlihat memang 50;50 tidak ada unsur pelanggaran sehingga penalti itu menbuahkan gol untuk Persija, kemudian kartu kuning merah terhadap Vlado yang sebelumnya mendapat kartu kuning karena melanggar salah satu pemain Persija kemudian dia protes (tidak tahu apa yang diucapkan) sambil berlalu tiba-tiba wasit memberikan kartu merah, dan yang terakhir adalah keputusan wasit yang meniup peluit berakhir pada menit ke 83 dimana para pemain Persib tengah berembuk di pinggir lapangan akibat keputusan wasit setelah memberikan kartu merah pada Vlado dan para pemain serta opicial tim sedang berunding tiba-tiba wasit meniup peluit (mengambil keputusan secara sepihak) tanda berakhirnya pertandingan dan Persib dinyatakan WO.
Satu hal yang paling parah adalah wasit yang memimpin laga tersebut adalah wasit asing dari Australia. Sehingga saya pribadi menarik hikmah dari kejadian itu adalah pemilihan wasit asing dalam liga 1 belum menjadikan sebuah solusi dari permasalah-permasalahan yang terjadi selama berlangsungnya Liga dan jika melihat kejadian diatas, maka wasit lokalpun akan terlihat lebih baik daripada wasit asing. Harus ada perencanaan yang matang dan solusi yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar