Kamis, 17 Agustus 2017

Penjara Suci


mesjid ponpes cipasung
Kitab-kitab kuning yang tertumpuk dengan balutan debu itu seakan memanggilku, tak teringat jelas kenapa tiba-tiba mataku seakan ingin melirik kearahnya. Di dalam lemari buku yang berada di sudut rumahku, kitab-kitab itu tertumpuk tak tersentuh selama hampir 11 tahun lamanya. Perlahan aku mulai membuka dan
membersihkan debu-debunya, kuraba dan kubuka sebagian dari kitab kitab itu, terlihat jelas goresan-goresan pena bertuliskan arab sebagai terjemahan dari kalimat-kalimat yang ada didalamnya, goresan-goresan itu biasa disebut sebagai "logat" dalam bahasa Sunda, aku tulis ketika 14 tahun silam aku mondok di sebuah pondok pesantren  yang jaraknya sangat jauh dari kampung halamanku. 

Pondok Pesantren Cipasung namanya, nama yang akan selalu ku kenang sampai kapanpun. Didalamnya tersirat cerita manis dan pahitnya kehidupan yang ku alami. Penjara Suci biasa dikatakan oleh teman-temanku.
Di dinding kamar/kobong tertuliskan "aku terkekang di penjara suci ini" entah siapa yang menuliskannya, mungkin salah satu temanku yang tinggal dikamar tersebut. Melihat kondisi yang dirasakan ketika itu, tidaklah aneh kenapa ada tulisan seperti itu. Temanku, aku dan mungkin semuanya merasakan hal yang sama, terkekang....  "terkekang untuk melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat dan perbuatan yang salah" karena  kami berada di penjara yang suci. Kami dididik untuk terus melakukan hal yang bermanfa'at, hampir tidak ada waktu bagi kami untuk melakukan hal yang sia-sia. Diusia kami yang masih belasan saat itu, kami  di didik, dituntut dan dibiasakan bangun lebih awal dibandingkan dengan orang-orang lain yang ada diluaran sana.

Pukul 03.30 wib pagi kami sudah mendengar suara dzikir dari mesjid dan petugas keamanan memukul-mukul tiang listrik diluar asrama untuk membangunkan kami, didalam asramapun keamanan asrama melanjutkannya dengan memukul-mukul pintu kamar dengan rotan, bahkan jika ada yang susah bangun, pasti akan dibangunkan dengan cara ditepuk-tepuk telapak kakinya oleh  rotan yang dipegangnya.

Setengah 4 kami sudah harus bangun dan melaksanakan shalat tahajud, kemudian kemesjid untuk shalat subuh berjamaah, dilanjutkan dengan mengaji kitab kuning sampai jam 06.30. Tak ada waktu lama bagi kami untuk berleha-leha, secepat mungkin kami harus bersiap berangkat ke sekolah dan harus sampai di sekolah maksimal jam 07.00 wib, karena jika telat satu menit saja, pintu gerbang sudah pasti akan ada dalam keadaan tertutup.

Kegiatan belajar kami di sekolah dimulai dari pukul 07.00 - 14.00 wib. Waktu yang cukup lama dalam sehari bagi kami untuk mengenyam pendidikan formal di sekolah. Selesai belajar,  kami kembali ke asrama masing-masing untuk melanjutkan rutinitas selanjutnya. Tak banyak waktu bagi kami meskipun hanya untuk beristirahat siang, jam 15.00 wib kami sudah harus berada di mesjid untuk melaksanakan shalat ashar berjama'ah dan dilanjutkan dengan pengajian kitab kuning di kelas masing-masing sampail pukul 17.00 wib. 

Satu jam kurang lebih dari waktu selesainya pengajian sore, kami bisa istirahat sejenak. Ada yang keluar asrama untuk membeli makanan, ada yang istirahat di asrama, ada yang nyuci baju,  bahkan ada yang hanya sekedar jalan-jalan sore mengelilingi lingkungan pondok pesantren yang cukup luas dan cukup menarik. 

Pukul 17.45 wib, biasanya kami sudah harus kembali berada di mesjid,  guna melaksanakan shalat magrib berjamaah yang dilanjutkan dengan belajar bahasa Arab dan bahasa Inggris sampai pukul 18.45 wib. Selanjutnya kami masuk ke kelas pengajian masing-masing guna melaksanakan pengajian kitab kuning sampai pukul 21.00 wib. 

Selesai pengajian malam , sebelum kembali ke asrama  kami biasanya pergi ke mesjid untuk melaksanakan shalat isya berjamaah terlebih dahulu.  Kemudian sampai pukul 22.00 wib kami belajar dan mengerjakan tugas masing-masing baik materi pelajaran sekolah maupun pealajaran di pondok pesantren. Terkadang ada kalanya kami harus tidur lebih larut jika banyak tugas atau hafalan yang harus diselesaikan.

Rutinitas seperti itulah yang biasa kami lewati setiap harinya, pantas kenapa teman-temnku menyebutnya sebagai penjara suci.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar